Jadi, sudah 2 kali kita melihat para opa-opa yang dulu idola kita di tahun 80an menghajar musuh-musuhnya layaknya game COD dengan level easy. Berawal dari ide sang jagoan utama: Sylvester Stallone untuk menggabungkan para jagoan film action 80an di 2010 kemaren yang menggandeng nama-nama familiar macem Jason Statham, Jet Li, Dolph Lundgren dan tentu saja John Mclane aka Bruce Willis. Belum cukup dengan 1 fim, sekuelnya pun diluncurkan di 2012 kemarin dan lagi-lagi menggandeng nama-nama besar macam Van Damme, Arnold (yang jadi cameo di film pertama), dan tentu saja sang actor film action terbadass dengan sejuta memenya:
Chuck Norris. Sukses secara komersial dan kritik studio pun memberi lampu hijau untuk sekuelnya. Sayang, Bruce Willis dan Chuck Norris tidak melanjutkan peran mereka dan digantikan oleh Harrison Ford, Antonio 'zorro' Banderas, dan Wesley Snipes. Dan kalo film ketiganya sukses, film keempatnya sudah dipastikan akan dibuat dengan kehadiran si James Bond: Pierce Brosnan. Patut ditunggu kapan opa Stallone ngajak Willy Dozan dan Aa Azrax untuk gabung expendables.
Plotnya gak ada yang spesial, barney dkk dapet misi dari CIA yang
bernama Drummer (Harrison Ford) untuk menghentikan seorang dealer
senjata yang secara mengagetkan adalah teman lama barney: Stonebanks
(Mel Gibson). Stonebanks adalah pendiri kf........ eh maap Expendable
bersama barney yang dikira barney sudah tewas dibunuhnya (hebat banget
bisa bertahan dari upaya pembunuhan seorang rambo). Misi pun menjadi
kacau balau dan salah satu anggota expendable terluka. Merasa timnya
sudah uzur, Barney mempensiunkan teman-temannya dari tugas dan merekrut
anggota baru yang lebih muda, lebih cakep, lebih pintar dan tentu saja
lebih modern. Tapi apakah dengan tim muda itu akan berhasil menangkap
Stonebanks atau harus membutuhkan para jagoan senior?
First, let me tell you a rules when you watch this movie:
- Jangan pikirin plotnya, karena plotnya klise dan plot holenya
banyak. Yang dipikirin adalah adegan actionnya yang BAM. BANG, BOM,
DUAR, JEBRET, AHAY!! *eh maap*
- Jangan banyak mikir kayak "kok ini bisa begini?" nikmatin aja filmnya ntar juga lu gabakal peduli sama pertanyaan tadi.
- Jangan pikirkan akting mereka. Jangan lu protes kalo aktingnya si
Stallone itu buruk atau mukanya Dolph Lundgren pengen lu lap pake kain
kaanebo pentingin actionnya aja ciyus.
Kalo 3 aturan tadi bisa lu ikutin dijamin lu bakal enjoy nonton filmnya.
Kalo nggak? ya bersebar aja ampe filmnya selesai kalo lu gamau rugi
duit. Tapi, apakah expendable 3 itu actionnya memuaskan? jawabannya bisa
iya bisa nggak. Kalo menurut gw action film ini menurun drastis dari
film kedua. Kalo di film kedua pas pertengahan film lu udah digeber sama
action yang gila-gilaan di film ketiga menurut gw actionnya kurang dan
membosankan (kecuali pas battle terakhir). Dan pemunculan
karakter-karakter barunya pun gak memorable, gw yang mengharapkan
munculnya karakter baru kayak pas Chuck Norris muncul dengan badassnya
di film kedua pun kecewa berat. Ngomong soal karakter baru, yang mungkin
memorable cuma Wesley Snipes yang dengan raut muka kocaknya dan Antonio
Banderas dengan aksen spanishnya yang lucu. Para personil mudanya?
Lupakan. Kellan Lutz sekali lagi membuktikan kalau artis dari akademi
twilight aktingnya masih gitu, Ronda Rousey yang bintang UFC pun gak
bisa memberikan kesan female fetale yang badassnya luar biasa kayak
Chloe Moretz di Hit Girl atau Emily Blunt di Edge of Tomorrow. Walaupun
Mel Gibson gak sememorable Van Damme di film kedua api aura jahatnya
berhasil membuat actor yang dulunya ini 'good guy' jadi 'bad guy'.
Overall, film ketiga ini jauh dibawah film keduanya dan mungkin terburuk
dari franchise ini. Tapi, jangan pedulikan kritik itu karena selama
mereka bisa menghibur dan membawa kalian bernostalgia dengan film-film
80an film ini tak boleh dilewatkan. Dan, dengan banyaknya kritikan pedas
dan hasil box office yang kurang memuaskan mungkin franchise ini akan
tamat. So, let's celebrate kembalinya genre action 80an dengan castnya
yang nyaris lengkap!!.. AHAY! *eh maap*
0 comments:
Post a Comment